I.
Judul
Three single-pole isolated transformers with auxiliary winding in open
delta connection.
II.
Tujuan
Setelah melakukan praktik ini diharapkan dapat:
·
Memahami rangkaian three single-pole
isolated transformers with auxiliary winding in open delta connection
·
Merangkai three single-pole isolated
transformers with auxiliary winding in open delta connection
·
Mengetahui akibat yang ditimbulkan jika terjadi
short-circuit pada salah satu line fasa
III.
Landasan Teori
Trafo
Tegangan
1. Fungsi
Mentransformasikan dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai isolasi antara sisi tegangan
yang diukur / diproteksikan dengan alat ukurnya / proteksinya.
Contoh : (150.000/V3) / (100/V3) V, (20.000/V3) / (100/V3). 20.000/100 V
15.000/V3 = E1 Merupakan Tegangan Primer
100/V3 = E2 Merupakan Tegangan Sekunder
E1/E2 = N1/N2 = a
N1 > N2 (N1 jumlah lilitan
primer, N2 jumlah lilitan sekunder)
a : Perbandingan transformasi
merupakan nilai yang konstan
2. Jenis Trafo Tegangan
·
Trafo
tegangan dengan inti besi seperti transformator biasa umumnya untuk tegangan
rendah sampai dengan tegangan tinggi
·
Trafo
tegangan dengan kapasitor, di sadap pada tegangan menengah, kemudian diturunkan
dengan transformator ke tegangan rendah, umumnya digunakan pada tegangan tinggi
dan tegangan ekstra tinggi (Capasitive Voltage Transformer, CVT).
3. Jenis - Jenis Trafo Tegangan:
A. Dipasang antara fase dan fase
B. Dipasang antara fase dan tanah
C. Trafo tegangan dengan 3
lilitan, lilitan ke tiga untuk relai gangguan bumi
D. Trafo tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke
dua untuk relai ke 1 dan meter, lilitan ke tiga untuk relai ke dua
Tegangan Sekunder (Volt) ; 100 Atau 110
; 100/V3 Atau 110/V3 ; 100/3 Atau 110/3 ; 120 Atau 120/V3
4. Trafo tegangan dengan 2
pengenal sekunder
Contoh :
A. (150.00/V3) / (100/V3) -
(100/V3) V
Rangkaian sekunder 2 buah yang dapat mempunyai karakteristik yang berbeda
B. (20.000/V3) / (100/V3) -
(100/3) V
100/3 V digunakan untuk mendapatkan tegangan urutan nol, dan pada saat
gangguan 1 fase ke bumi V0 menjadi 100 V maksimum
Penandaan:
Primer : P1 dan P2
Sekunder : pertama 1S1 – 2S2 untuk pengukuran dan
proteksi pengaman cadangan Kedua 2S1 – 2S2 untuk proteksi pengaman utama
Masing - masing
sekunder dapat mempunyai klas ataupun beban mempunyai klas ataupun burden
(beban) sama atau berbeda
PT dengan 2 sekunder yang sama khususnya
digunakan pada GI tegangan ekstra tinggi.
Klas ketelitian (IEC 186/1987)
Pada PT dikenal kesalahan yaitu
:
Kesalahan perbandingan
Ε=KN
VS-VP/VP *100%
KN :
Perbandingan Transformasi Nominal
PT (20.000/V3) /
(100/V3) V KN = 200
Penggunaan PT dibedakan untuk
pengukuran dan untuk sistem proteksi:
A. Trafo tegangan untuk pengukuran
·
Untuk
pengukuran teliti untuk daerah kerja
pada tegangan dari 80 % sampai 120 % dari tegangan pengenal
·
Untuk
sistem proteksi relatif ketelitiannya lebih rendah, tetapi untuk daerah kerja
dari 5 % sampai 190 % tegangan pengenalnya. Dan pada 2 %
tegangan pengenalnyapun kesalahan masih tertentu
Standar
klas ketelitian PT untuk pengukuran ialah :
0,1 - 0,2 - 0,5 - 1,0 - 3,0
dan batas
kesalahannya seperti tabel 1
Tabel 1 (Batas kesalahan transformasi dan pergeseran sudut untuk PT
pengukuran)
KLAS
|
% KESALAHAN RASIO TEGANGAN +/-
|
PERGESERAN SUDUT +/- (MENIT)
|
0,1
|
0,1
|
5
|
0,2
|
0,2
|
10
|
0,5
|
0,5
|
20
|
1,0
|
1,0
|
40
|
3,0
|
3,0
|
-
|
Untuk setiap
tegangan dari 80 % sampai 120 % tegangan pengenal dengan beban 25 sampai 100 %
beban pengenal pada faktor daya 0,8 tertinggal.
IV.
Alat-alat
·
Power supply
·
Transformer tegangan 3 fasa
·
Voltmeter
·
Kabel penghubung
V.
Gambar Rangkaian
VI.
Tabel Data
Tabel 1
Pengukuran
tegangan pada 2 kumparaan sekunder trafo dan antara terminal e dan n
|
|||
U1
|
U2
|
U3
|
Uen
|
80 V
|
51 V
|
57 V
|
13.69 V
|
Pengukuran tegangan antara terminal e dan n pada saat short-circuit pada
L1:
Ven
= 51 V
VII.
Analisa
Hasil
pembacaan pengukuran pada praktikum ini
menunjukkan bahwa tegangan-tegangan dari lilitan sekunder V1, V2 dan V3 berkisar antara 51 volt
sampai dengan 80 volt, hal ini sesuai dengan teori transformator oven-delta yaitu merubah tegangan sistem 3 fasa dengan
menggunakan hanya 2 transformator yang dihubungkan secara open–delta. yang bertujuan untuk
menurunkan tegangan (step down). Perbedaan tegangan V1, V2 dan V3 di sebabkan oleh volt meter
yang sudah tidak layak pakai.
Pada belitan sekunder
oven-delta U2-V2-W2 di tambahkan reaktansi yang tersusun paralel yang bertujuan
untuk mengatasi kekurangan daya pada trafo karena trafo pada hubungan
oven-delta ini hanya hanya mampu dibebani
sebesar 86.6% (0,577 x 3 x rating trafo) dari kapasitas transformator yang
terpasang.
Pada percobaan pertama
lilitan primer terhubung bintang dan terbaca Ven=13,66 volt, kemudian pada percobaan kedua L1 di rangkai
by pass maka yang terjadi pada hubung bintang lilitan primer diagram fasor nya
tidak seimbang lagi (asimetris), hal inilah yang menyebabkan kenaikan Ven
menjadi Ven= 51 volt.
VIII.
Kesimpulan
·
Transformator 3
fasa banyak di aplikasikan untuk menangani listrik dengan daya yang besar.
·
Terdapat berbagai
macam hubungan pada trafo tiga fasa yang dalam penggunaannya disesuaikan dengan
kebutuhan dan rating tegangan yang akan dipikulnya.
0 Comment "THREE SINGLE-POLE ISOLATED TRANSFORMERS WITH AUXILIARY WINDING IN OPEN DELTA CONNECTION"
Post a Comment